Senin, 06 Juli 2015

Batik Khas Blitar


Sekilas Batik Tutur


mereka dan batik tutur
5 FEBRUARI 2012 adalah hari bersejarah bagi Kabupaten Blitar, karena setelah 110 tahun lebih terpisah dari asalnya, batik asli Blitar itu telah kembali ke kampung halamannya, Batik Tutur. Nama “Batik Tutur” mengandung maksud “Batik yang bercerita”, karena simbol-simbol di balik disain pada Batik Tutur ternyata mengandung nilai-nilai luhur yang harus diteladani oleh anak bangsa. Nama “Batik Tutur” itu sendiri berasal dari ide Wima Brahmantya, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar saat ini. Sementara penggali nilai-nilai Batik Tutur sehingga bisa dikembangkan dalam berbagai variasi dilakukan oleh seniman asli Blitar, yaitu Eddy Dewa.

Penggalian batik asli Blitar ini memang tidak mudah. Keberadaan batik ini awalnya diketahui lewat foto hitam-putih yang ada pada arsip-arsip kuno zaman Kolonial Belanda, di mana di situ tertulis keterangan : “Batik Afkomstig Uit Blitar, 1902” yang dalam bahasa Belanda artinya “Batik yang berasal dari Blitar, 1902”. Berbekal dari informasi yang minim itulah penggalian atas batik asli Blitar, yang keberadaannya tidak diketahui itulah, dimulai. Dewan Kesenian Kabupaten Blitar meyakini bahwa batik itu masih tersimpan dengan baik di salah satu museum di Belanda, dan penggalian itu dimulai dari korespondensi melalui surat-elektronik. Setelah melalui jalan yang berliku, pada akhirnya batik asli Blitar tersebut bisa dijumpai di sebuah museum di Leiden-Belanda, dan meskipun batik tersebut tidak bisa dibawa pulang karena sudah menjadi milik museum, tapi sebuah foto yang diambil langsung dari batik tersebut dan beberapa informasi terkait dirasa sudah cukup untuk memulai pengembangan batik asli Blitar tersebut. Di Blitar-lah, Edy Dewa mulai mengembangkan batik tersebut dengan dipadukan dengan berbagai macam tutur yang terdapat pada kitab-kitab sastra Jawa kuno, maka Batik Tutur muncul kembali, dengan berbagai variasinya.

3 komentar: