Sekilas Batik Tutur
5 FEBRUARI 2012 adalah hari bersejarah bagi Kabupaten Blitar, karena
setelah 110 tahun lebih terpisah dari asalnya, batik asli Blitar itu
telah kembali ke kampung halamannya, Batik Tutur. Nama “Batik Tutur”
mengandung maksud “Batik yang bercerita”, karena simbol-simbol di balik
disain pada Batik Tutur ternyata mengandung nilai-nilai luhur yang harus
diteladani oleh anak bangsa. Nama “Batik Tutur” itu sendiri berasal
dari ide Wima Brahmantya,
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar saat ini. Sementara penggali
nilai-nilai Batik Tutur sehingga bisa dikembangkan dalam berbagai
variasi dilakukan oleh seniman asli Blitar, yaitu Eddy Dewa.
Penggalian
batik asli Blitar ini memang tidak mudah. Keberadaan batik ini awalnya
diketahui lewat foto hitam-putih yang ada pada arsip-arsip kuno zaman
Kolonial Belanda, di mana di situ tertulis keterangan : “Batik Afkomstig Uit Blitar, 1902”
yang dalam bahasa Belanda artinya “Batik yang berasal dari Blitar,
1902”. Berbekal dari informasi yang minim itulah penggalian atas batik
asli Blitar, yang keberadaannya tidak diketahui itulah, dimulai. Dewan
Kesenian Kabupaten Blitar meyakini bahwa batik itu masih tersimpan
dengan baik di salah satu museum di Belanda, dan penggalian itu dimulai
dari korespondensi melalui surat-elektronik. Setelah melalui jalan yang
berliku, pada akhirnya batik asli Blitar tersebut bisa dijumpai di
sebuah museum di Leiden-Belanda, dan meskipun batik tersebut tidak bisa
dibawa pulang karena sudah menjadi milik museum, tapi sebuah foto yang
diambil langsung dari batik tersebut dan beberapa informasi terkait
dirasa sudah cukup untuk memulai pengembangan batik asli Blitar
tersebut. Di Blitar-lah, Edy Dewa mulai mengembangkan batik tersebut
dengan dipadukan dengan berbagai macam tutur yang terdapat pada
kitab-kitab sastra Jawa kuno, maka Batik Tutur muncul kembali, dengan
berbagai variasinya.
BENARKAH BEGITU..........?
BalasHapusBENARKAH BEGITU..........?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus